Majuwanita.com - Banyak orang tua yang mendatangi
dokter gigi untuk berkonsultasi tentang keadaan gigi anaknya yang umumnya
diistilahkan sebagai keropos atau ‘gigis’. Pada gigi depan rahang atas anak
mereka tinggal sisa akarnya saja. Bukan ompong, tapi tampak ompong. Nah,
keadaan ini ada istilah khususnya dalam dunia kedokteran gigi dan mulut. Bahasa
inggrisnya ‘nursing bottle caries’ atau pada beberapa komunitas kedokteran gigi
ada yang mengistilahkan hal ini dengan istilah ‘early childhood caries’ yang
artinya karies awal masak kanak-kanak. Karies botol susu adalah lubang pada
gigi yang terjadi karena berhubungan dengan botol susu.
Ini bukan suatu hal yang
diturunkan dari orang tua kepada anaknya, namun suatu hal yang didapat karena
pengaruh hal-hal tertentu. Meskipun sisa akar gigi sama sekali tak berfisik menyerupai
lubang, tapi sisa akar diakibatkan oleh gigi berlubang. Asal mula gigi
berlubang itu berhubungan dengan botol susu, misalnya saja mengonsumsi susu dengan
menggunakan botol sebelum tidur dan tidak sempat membersihkan gigi sampai si
anak tertidur, lalu ketika bangun anak tersebut mengonsumsi susu lagi. Gula dari
susu yang menempel pada mahkota gigi merupakan bahan bantuan bagi plak untuk
berkreasi menghasilkan lubang pada gigi.
Meskipun pada awal-awal tidak
langsung terlihat. Tapi karies botol susu terjadi secara rutin dan berulang-ulang.
Jujur saja, sulit sekali menghindari hal ini. Kami pun merasakan hal tersebut. Bayi
atau anak rewel pada malam hari, sang ibu membutuhkan waktu istirahat,
sedangkan sang ayah kurang sensitif adalah pemicu kejadian pencucukan botol susu
ke mulut bayi atau anak untuk membuatnya tenang.
Jika karies botol susu ini sudah
terlanjur menginvasi gigi anak atau bayi, tidak banyak yang bisa dilakukan. Tapi
kabar baiknya, hal ini masih dapat dicegah. Apabila lubangnya belum terlalu
besar, maka masih bisa dilakukan penambalan. Jika sudah tinggal sisa akar dan
menimbulkan iritasi pada jaringan lunak (bibir atau lidah), maka perlu
dilakukan pencabutan atau dilakukan observasi sampai gigi penggantinya tumbuh. Yang
paling penting adalah kondisi ini harus dikonsultasikan ke dokter gigi.
Meskipun pada akhirnya gigi
susu akan tergantikan oleh gigi permanen, terdapat sejumlah fakta yang harus dimengerti
oleh orang tua. Apabila bayi atau anak sudah terkena karies botol susu,
biasanya gigi penggantinya juga akan mudah terkena gigi berlubang. Pengaruhnya
tidak hanya terjadi pada periode atau masa gigi susu saja, tetapi kemungkinan
berlanjut sampai ke masa atau tahapan gigi permanen atau dewasa. Yang mana
dapat menyebabkan gigi permanen mengalami karies atau lubang lanjutan hasil karies
botol susu.
Gigi susu sama pentingnya
dengan gigi permanen. Kesehatan gigi susu yang terjaga, akan membuat susunan
gigi permanen menjadi lebih rapi.
Penanganan korban karies
botol susu ini bervariasi, tergantung keadaan. Pada kerusakan yang sudah sangat
parah, dan usia pasien masih terlalu muda, biasanya tindakan pencabutan akan dihindari.
Tujuannya agar gigi permanen yang kelak menggantikan posisinya dapat tumbuh
secara baik di rahang dan tidak mengalami gangguan posisi, misalnya berjejal,
bertumpuk, miring, atau sedikit gingsul.
Jika keadaan sisa akar yang
ada mengiritasi jaringan lunak di sekitarnya seperti bibir atau pipi, atau
berpeluang menjadi pusat infeksi bagi gigi-gigi lain atau jaringan pendukung
giginya, maka dokter gigi akan mempertimbangkan tindakan pencabutan. Tetapi
jika tidak disarankan, sebaiknya ikuti instruksi dokter gigi. Jangan memaksa
ingin dicabut supaya terlihat lebih baik. Pada kerusakan gigi yang ringan, di mana
masih berupa lubang kecoklatan di sekitar gigi, itu masih memungkinkan untuk
dilakukan penambalan. Itu pun dengan syarat tertentu. Lubang yang terlalu dalam
akan didahului dengan perawatan saluran akar sebelum dilakukan penambalan.
Jika si pasien kurang bisa
diajak bekerja sama karena masih terlalu kecil, mungkin hanya dilakukan
pencegahan kontrol diet makanan dan minuman untuk mengurangi asupan gula.
Inilah beberapa tips yang bermanfaat
untuk menghindarkan gigi anak terkena karies botol susu :
1. Sebisa mungkin hindari anak
menyusu sampai tertidur
Usahakan supaya si anak mau
minum air putih terlebih dahulu sebelum tidur untuk mengurangi kadar gula yang
menempel pada gigi. Apabila tidak bisa menyuruh si anak untuk minum air putih,
bersihkan mulut si anak menggunakan kain lembut yang telah dibasahi air. Tujuannya
sama, untuk mengurangi kadar gula pada mahkota gigi. Jika bisa menghindari
kebiasaan ngedot lebih baik lagi, jangan terbawa sampai tua.
2. Aplikasikan bahan “pelapis”
pada gigi anak
Bahan pelapis ini bisa
didapatkan di dokter gigi. Hal ini berfungsi sebagai “jaket” bagi gigi si anak.
Pelapis akan menangkal segala bentuk gula yang menempel pada mahkota gigi.
3. Memberikan tambahan fluor
untuk gigi si anak, yang berbeda dengan “pelapis”
Fluor memiliki fungsi
menguatkan gigi supaya bakteri tidak terlalu cepat menghasilkan lubang pada
mahkota gigi.
4. Kontrol rutin ke dokter gigi
Hal ini bertujuan supaya
apabila ada keadaan yang nantinya dapat menjurus pada perlubangan mahkota gigi,
dapat diatasi sesegera mungkin oleh dokter gigi dengan melakukan penambalan. Mencegah
selalu lebih baik daripada mengobati.
Kontrol rutin akan menimbulkan biaya yang
lumayan, tetapi hal ini mencegah pengeluaran yang lebih besar nantinya,
sekaligus sebagai harga yang harus dibayar untuk penampilan yang menawan.